Senin, 28 Mei 2012

Tubektomi dan Vasektomi untuk Sterilisasi.



Mendengar kata sterilisasi, banyak pasangan yang ketakutan dan menolak untuk melakukannya. Banyak alasan dalam menolaknya, takut pada proses operasi lah , efek samping ke tubuh lah , biaya dan lainnya. Padahal tidak begitu lho. Karena itu kali ini kita akan membahas mengenai kontrasepsi steril ini.
Apa itu sterilisasi?
Sterilisasi adalah salah satu metode kontrasepsi secara operatif untuk mencegah kehamilan. Pada wanita dilakukan dengan tubektomi sedangkan pada pria disebut vasektomi.
Dulu sterilisasi pada wanita memang dilakukan dengan pengangkatan rahim, tapi sekarang tidak lagi, apalagi dengan kemajuan teknologi, maka sterilisasi pada wanita cukup dengan mengikat saluran tuba atau tubektomi.
Kapan waktu yang tepat untuk sterilisasi?
  • Anda tidak menginginkan keturunan lagi.
  • Usia anda saat ingin melakukan sterilisasi lebih dari 30 tahun.
  • Jumlah anak anda lebih dari 3.
  • Tidak memiliki riwayat penyakit jantung dan hati .
Kita mulai dengan sterilisasi pada wanita.
Tubektomi adalah proses sterilisasi dengan cara mengikat saluran telur (tuba falopi). Ada 4 cara melakukan tubektomi yaitu :
  • Sterilisasi tuba yang dilakukan saat operasi Sectio Caesar atau operasi perut lainnya. Biasanya pilihan anestesinya adalah anestesi spinal pada SC.
  • Minilaparotomy postpartum setelah persalinan pervaginam. Biasanya dilakukan 12-24 jam setelah persalinan dengan anestesi local dan sedasi ringan bila perlu.
  • Minilaparotomy interval. Sterilisasi di luar masa nifas. (sama dengan atas)
  • Laparoskopi. Dapat dilakukan 6-8minggu setelah persalinan, atau setelah abortus atau kapanpun pasien siap. Anestesi yang digunakan adalah bius umum.
Apa yang harus dipersiapkan sebelum operasi?
Yang pasti adalah anda harus dalam keadaan tidak hamil sebelum operasi dilakukan. Bila sterilisasi dilakukan saat operasi Caesar atau saat masa nifas, maka tidak perlu khawatir akan resiko kehamilan. Tapi bila di luar masa itu maka hal yang perlu dipersiapkan adalah :
  • Kontrasepsi sebelumnya terus dipertahankan hingga hari operasi
  • Jangan melakukan hubungan seksual minimal 4 hari sebelum operasi
  • Tes kehamilan negative sebelum operasi
  • Sebaiknya operasi dilakukan saat satu minggu setelah menstruasi
  • Puasa minimal 6 jam sebelum operasi dilakukan
Bagaimana proses tubektomi ini dilakukan?
Prinsip tubektomi adalah menghalangi telur melewati saluran telur sehingga tidak terjadi konsepsi dengan sperma. Tubektomi dilakukan dengan cara mengikat kedua saluran telur anda, dapat melalui ligasi langsung pada saluran, elektrokoagulasi tuba, pemasangan cincin tuba, pemasangan klip pada tuba (ketiga cara terakhir dilakukan dengan laparoskopi).
http://media.tanyadokteranda.com/images/2010/03/technique_Pomeroy.jpghttp://media.tanyadokteranda.com/images/2010/03/minilaparotomi-300x195.jpg
Kemudian minilaparotomy adalah tekhnik dengan sayatan sebesar 3cm di atas pubis anda, untuk kemudian kemudian dilakukan ligasi tuba. Minilaparotomy dapat dilakukan dokter terlatih dengan biaya lebih murah, hanya saja parut luka yang dihasilkan cukup besar.Sedangkan laparoskopi harus dilakukan spesialis kebidanan dan biaya lebih mahal, tetapi luka parut yang dihasilkan kecil bahkan nyaris tak terlihat dan penyembuhan lebih cepat.
http://media.tanyadokteranda.com/images/2010/03/tubal-ring.jpghttp://media.tanyadokteranda.com/images/2010/03/filshie-clip.gif
Berikut adalah video animasi mengenai laparoskopi tubektomi dengan pemasangan filshie clip : laparoskopi tubektomi
Apa komplikasi melakukan tubektomi?
Tubektomi terbukti aman, resiko komplikasi hanya sebesar 1,7 per 100 kasus tubektomi. Resiko meningkat bila sebelumnya anda menderita pelvic inflammatory disease (PID), diabetes melitus, obesitas, dan riwayat operasi perut sebelumnya. Komplikasi yang mungkin muncul :
  • Perdarahan
  • Perlengketan (adhesi) organ intraabdomen
  • Salphyngitis (radang saluran tuba).
  • Cidera organ perut
Bila timbul panas, nyeri perut dan keluar cairan atau darah dari bekas sayatan, maka sebaiknya anda segera ke dokter.
Apa yang harus diperhatikan setelah tubektomi dilakukan?
Tubektomi termasuk one day care, artinya dari proses masuk, operasi hingga pulang hanya membutuhkan waktu satu hari. Hal yang harus diperhatikan :
  • Istirahat dan jaga luka sayatan bersih dan kering selama 2 hari
  • Hindari hubungan seksual selama 1 minggu. Bila sesudah itu masih merasa tidak nyaman, maka dapat ditunda dulu.
  • Jangan mengangkat beban berat atau menekan daerah operasi setidaknya 1 minggu setelah operasi.
  • Bila terdapat tanda-tanda kehamilan, segera periksakan diri ke dokter atau bidan.
Apakah sterilisasi bisa gagal?
Kegagalan biasanya terjadi bila sebelum operasi telah terjadi kehamilan sebelumnya. Bila tidak maka angka keberhasilan sterilisasi adalah 99%.
Bagaimana bila saya memutuskan untuk hamil lagi?
Anda tidak perlu khawatir, dengan teknologi saat ini, angka keberhasilan hamil adalah 75% setelah keadaan tuba dikembalikan seperti semula setelah sterilisasi dilakukan. Hanya saja resiko kehamilan di luar kandungan juga meningkat.
Apakah sterilisasi ini menganggu menstruasi dan hormon saya?
Ada beberapa penelitian menunjukkan bahwa tubektomi menyebabkan siklus menstruasi menjadi tidak teratur dan nyeri saat menstruasi tapi ini terjadi pada tubektomi cara lama. Malahan tubektomi terbukti mengurangi resiko kanker ovarium selama 20 tahun setelah operasi.
Dimana saya bisa mendapatkan layanan tubektomi ini?
Pelayanan Minilaparotomi tubektomi bisa didapatkan di klinik pelayanan KB yang memilki tenaga ahli dan rumah sakit manapun. Taksiran biayanya adalah 1 hingga 2 juta rupiah. Kadang-kadang pemerintah mengadakan layanan kontrasepsi gratis ataupun melalui program Gakin untuk rakyat kurang mampu.
Sedangkan pelayanan laparoskopi tubektomi bisa didapatkan di setiap rumah sakit yang menyediakan layanan laparoskopi dan biayanya tergantung rumah sakit dan kelas yang anda pilih.
Berikutnya akan dibahas mengenai vasektomi pada pria.

Bahaya Anemia pada Kehamilan


pregnant-blood-pressure-check 
Anemia dalam kehamilan ialah suatu kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr % terutama pada trimester I dan trimester ke III atau kadar Hb ( style="color: rgb(255, 0, 0);")

PENYEBAB
Anemia pada Kehamilan disebabkan meningkatnya kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janin.
· Kurangnya asupan zat besi pada makanan yang dikonsumsi ibu hamil
· Pola makan ibu terganggu akibat mual selama kehamilan
· Adanya kecenderungan rendahnya cadangan zat besi (Fe) pada wanita akibat persalinan sebelumnya dan menstruasi.

GEJALA
Pucat, rasa lemah, letih, pusing, kurang nafsu makan, menurunnya kebugaran tubuh dan gangguan penyembuhan luka.

DAMPAK ANEMIA
Abortus, lahir prematur, lamanya waktu partus karena kurang daya dorong rahim, pendarahan post – partum, rentan infeksi, rawan dekompensasi cordis pada penderita dengan Hb kurang dari 4 g – persen.
Hipoksia akibat anemia dapat menyebabkan shock bahkan kematian ibu saat persalinan, meskipun tak disertai pendarahan
Kematian bayi dalam kandungan, kematian bayi pada usia sangat muda serta cacat bawaan.

DIAGNOSA
Diagnosis Anemia pada ibu hamil biasanya ditegaskan dan dapat diketahui melalui pemeriksaan darah atau kadar hemoglobin (Hb)

ANEMIA PADA WANITA HAMIL
Selama kehamilan seorang wanita mengalami peningkatan plasma darah sampai 30%, sel darah 18% tetapi Hb hanya bertambah 19%. Akibatnya frekuensi anemia pada kehamilan cukup tinggi 10% – 20%
Wanita hamil cenderung terkena anemia pada 3 bulan terakhir, karena pada masa itu janin menimbun cadangan zat besi untuk diri sendiri sebagai persediaan bulan pertama sesudah lahir.

BESI (Fe)
Merupakan mineral mikro yang paling banyak terdapat di dalam tubuh manusia, yaitu sebanyak 3 – 5 gram

FUNGSI BESI (Fe)
Besi merupakan bagian dari Haemoglobin yg berfungsi sebagai alat angkut oksigen dari paru – paru ke jaringan tubuh. Dengan berkurangnya Fe, sitesis Haemoglobin berkurang dan akhirnya kadar haemoglobin akan menurun.

KEKURANGAN ZAT BESI
Hambatan pada pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak, Kematian janin, abortus, cacat bawaan, BBLR (Berat Badan Lahir Rendah), Anemia pada bayi yang dilahirkan, lahir prematur, Pendarahan, rentan infeksi.

ANGKA KECUKUPAN BESI (Fe)
Bayi : 3–5mg
Balita : 8–9mg
Anaksekolah : 10mg
Remaja laki–laki : 14–17mg
Remaja perempuan : 14–25mg
Dewasa laki–laki : 13mg
Dewasa perempuan : 14–26mg
Ibu hamil : +20mg
Ibu menyusui : +2mg

PENANGANAN
sayur
Selain terapi obat penanganannya dapat dilakukan dengan terapi diet. Untuk memenuhi asupan zat besi, tingkatkan konsumsi bahan makanan tinggi zat besi (Fe) misalnya makanan hewani, kacang-kacangan, dan sayuran berwarna hijau tua.
Defisiensi besi bukan satu-satunya penyebab anemia, tetapi apabila prevalensi anemia tinggi, defisiensi besi biasanya dianggap sebagai penyebab yang paling dominan. Pertimbangan itu membuat suplementasi tablet besi folat selama ini dianggap sebagai salah satu cara yang sangat bermanfaat dalam mengatasi masalah anemia. Anemia dapat diatasi dengan meminum tablet besi atau Tablet Tambah Darah (TTD). Kepada ibu hamil umumnya diberikan sebanyak satu tablet setiap hari berturut-turut selama 90 hari selama masa kehamilan. TTD mengandung 200 mg ferrosulfat, setara dengan 60 miligram besi elemental dan 0.25 mg asam folat. Pada beberapa orang, pemberian preparat besi ini mempunyai efek samping seperti mual, nyeri lambung, muntah, kadang diare, dan sulit buang air besar. Agar tidak terjadi efek samping dianjurkan minum tablet setelah makan pada malam hari.

Minggu, 13 Mei 2012

asuhan neonatus



Asuhan Neonatus

1.PENULARAN HEPATITIS B DARI IBU YANG MENGIDAP HEPATITIS B

Cara Penularan Hepatitis B:
  1. Melalui darah dan cairan tubuh orang yang trinfeksi (sama dengan virus HIV-AIDS). Namun hepatitis B 100 kali lebih mudah menginfeksi dibanding HIV
  2. Melalui jarum suntik yang dipakai bersama
  3. Melakukan kontak seksual dengan orang yang terinfeksi
  4. Lahir atau bepergian di daerah endemi hepatitis B
  5. Terinfeksi dari ibu saat proses persalinan.
Bagi Ibu Yang Terinfeksi Hepatitis B Atau Pemeriksaan HbsAg positif maka :
  • Ibu hamil dapat menularkan virus hepatitis B kepada janin yang dikandung.
  • Jika ibu hamil dan punya hepatisis B, segera informasikan kepada dokter. Dengan demikian, bayi bisa ditangani sesegera mungkin setelah ia lahir.
  • Bayi mesti menerima suntikan hepatitis B immune globulin (H-BIG) saat lahir, bersama seri pertama suntikan vaksin hepatitis B, dari tiga seri vaksinasi yang akan diterima bayi.
  • Vaksin hepatitis B (Engerix-B) diberikan dalam tiga kali suntikan dan memberikan perlindungan sampai 90% terhadap infeksi hepatitis B, selama bertahun-tahun, kadang seumur hidup. Bayi biasanya menerima vaksinasi pada usia 2, 4, dan 8 bulan. Efek samping vaksinasi biasanya ringan, misalnya badan lemah, lesu, sakit kepala, mual, dan bengkak pada bekas suntikan.
Penularan terjadi bukan karena keturunan, melainkan infeksi luka bayi dari cairan ibunya  yang menderita hepatitis. Akibatnya, bayi berpotensi terinfeksi virus yang sama. Penularan tersebut bisa terjadi pada kelahiran normal (melalui vagina) maupun kelahiran lewat operasi caesar.Penularan vertikal dari ibu ke bayi memang merupakan salah satu cara penularan hepatitis B selain melalui hubungan seksual dan penggunaan jarum suntik bersama. 10-20% bayi yang lahir dari ibu dengan HbsAg positif dan 90% bayi yang lahir dari ibu dengan HbsAg dan HbeAg positif akan terinfeksi hepatitis B.

Hepatitis B dan C
Ibu yang terinfeksi virus hepatitis B berisiko menularkan virus tersebut kepada bayinya melalui kontak langsung dengan cairan tubuh atau darahnya pada saat persalinan. Hepatitis B pada bayi yang baru lahir biasanya tidak menimbulkan gejala. Bila ada gejala, maka gejalanya adalah penyakit kuning, lesu, pertumbuhan terhambat, distensi perut, dan kotoran berwarna coklat. Imunisasi dapat membantu mencegah penularan hepatitis B dari ibu ke bayi.


2.BAYI BARU LAHIR DENGAN IBU TUBERKULOSIS
            Bila menderita Tuberkulosis paru aktif dan mendapat pengobatan kurang dari 2 bulan sebelum melahirkan, atau didiagnosis TBC setelah melahirkan : Jangan diberi vaksin BCG saat setelah lahir. Beri profilaksis Isoniazid (INH) 5 mg/kg sekali sehari secara oral. Pada umur 8 minggu lakukan evaluasi kembali, catat berat badan dan lakukan pemeriksaan tes Mantoux dan radiologi bila memungkinkan.
Tuberkulosis dapat ditularkan baik melalui plasenta di dalam rahim, menghirup atau menelan cairan yang terinfeksi saat kelahiran, atau menghirup udara yang mengandung kuman TBC setelah lahir. Sekitar 50% anak yang lahir dari ibu penderita TBC paru aktif mengembangkan penyakit ini selama tahun pertama kehidupan jika vaksin BCG tidak diberikan. Bayi penderita TBC dapat terlihat mengalami demam, lesu, gangguan pernapasan, pembengkakan hati (hepatosplenomegali), atau gagal tumbuh.
Pada ibu penderita tuberkulosis (Tb) aktif, penularan dapat terjadi sebelum bayi lahir melalui plasenta atau lewat pernapasan setelah bayi lahir. Ibu perlu berterus terang kepada dokter atau bidan karena berhubungan dengan pemberian vaksin BCG.

3.DIABETES MELITUS GESTASIONAL DAPAT MEMICU DIABETES    MELITUS PADA ANAK

Diabetes melitus gestasional adalah diabetes melitus yang bisa timbul pada wanita saat kehamilan. Diabetes melitus gestasional terjadi karena sel-sel pankreas tidak mampu menghasilkan insulin yang cukup untuk mengkontrol gula darah (glukosa) untuk dirinya dan kandungannya. Diagnosisnya adalah berdasarkan pemeriksaan darah yang menunjukkan saat kehamilannya wanita tersebut mempunyai kadar gula yang tinggi. diabetes melitus gestasional ini berbeda dengan diabetes melitus lainnya dimana penyakit diabetes melitus ini akan menghilang setelah bayi lahir. Diabetes melitus yang didapatkan bisa diabetes melitus tipe 1 dan diabetes melitus tipe 2.
Dengan menjaga pola makan yang seimbang dan melakukan latihan fisik yang teratur. Ibu hamil bisa menghindari diabetes melitus gestasional ini, hal ini penting karena diabetes melitus gestasional dapat memicu diabetes melitus pada bayi nya.
Jika Ibu kena diabetes melitus gestasional maka komplikasi diabetes yang dapat timbul adalah  hipertensi selama kehamilannya, janin mempunyai berat yang berlebihan, menyebabkan kesulitan untuk melahirkan, setelah persalinan bayi akan mengalami kadar gula darah lebih rendah dari normal, kadar kalsium yang rendah, kadar bilirubin darah yang tinggi atau kesulitan bernapas.




Gejala-gejala diabetes melitus gestasional adalah sebagai berikut:
  • Rasa haus yang tidak seperti biasanya Sering buang air kecil
  • Lelah
  • Mual
  • Sering mengalami infeksi kandung kemih, vagina, maupun kulit
  • Penglihatan kabur
Solusi lain untuk menjaga ibu dan kandungannya dari diabetes melitus gestasional, ada baiknya melakukan pencegahan diabetes melitus lebih awal, biasanya ibu hamil agak susah menjaga pola makan karena ibu terkadang kuatir kandungannya tidak mendapatkan asupan yang cukup dan dapat mengkonsumsi Tahitian Noni yang dapat membentengi ibu dan kandungannya dari diabetes melitus gestasional, mengontrol gula dalam darah secara alami tanpa kimia, meregenerasi sel-sel yang lebih baik untuk kandungannya.

BAYI LAHIR DARI IBU DENGAN DIABETES MELLITUS
 Bayi lahir dari ibu dengan Diabetes Melitus berisiko untuk terjadi hipoglikemia pada 3 hari pertama setelah lahir, walaupun bayi sudah dapat minum dengan baik . Ibu dengan DM mempunyai resiko kematian bayi lima kali dibanding ibu tidak dengan DM. Tanda bayi hipoglikemia adalah : Distres nafas, malas minum, jitteriness, mudah terangsang, sampai kejang dan kadar glukose darah rendah (hipoglikemia) ,


4.IBU DENGAN SIFILIS

Bila hasil tes pada ibu positif dan sudah diobati dengan Penisillin 2,4 juta unit dimulai sejak 30 hari sebelum melahirkan, bayi tidak perlu diobati. Bila ibu tidak diobati atau diobati secara tidak adekuat atau tidak diketahui status pengobatannya , maka :
- Beri bayi Benzathine Benzylpenicillin IM dosis tunggal ( lihat Dosis Pemberian   Antibiotika )
- Beri Ibu dan Bapaknya Benzathine penicillin 2,4 juta unit I.M dibagi dalam dua suntikan pada tempat yang berbeda
- Rujuk Ibu dan Bapaknya ke rumah sakit yang melayani penyakit menular seksual untuk tindak lanjut .

  • Trepanomatosis (Sifilis)
Kuman Trepanomatosis biasanya disebut sifilis. Penyakit sifilis tidak akan menyebabkan seseorang wanita sukar untuk mengandung. Kebiasaannya wanita yang mengidap sifilis tidak mengalami apa-apa gejala namun ia memberi kesan pada bayi dalam kandungan. Sekiranya jangkitan serius, ia sering menyebabkan keguguran bayi. Bayi yang lahir dari ibu yang mengidap sifilis akan turut mengidap penyakit yang sama.
Sifilis kongenital adalah penyakit sifilis yang diderita janin karena penularan melalui plasenta dari ibu yang menderita sifilis.

a.Patofisiologi

           Treponema pallida yang berada di darah ibu dapat menembus plasenta masuk ke janin setelah kehamilan 16 – 18 minggu. Bila si ibu mendapat sifilis sewaktu ia hamil, manifestasi pada janinnya tergantung pada bilamana (pada usia kehamilan beberapa minggu) infeksi itu terjadi.Bila infeksi pada kehamilan yang telah tua, akan terlihat ibu dan anak tidak menunjukkan gejala-gejala sifilis sewaktu kelahiran (baik klinis maupun serologi), sampai beberapa minggu kemudian.Sebaliknya bila infeksi pada ibu, tentunya juga pada janin terjadi pada usia kehamilan muda akan mengakibatkan mati dalam kandungan, lahir prematur, immatur atau lahir dengan gejala sifilis dini.Karenanya infeksi sifilis selama kehamilan akan mengakibatkan bayi mati dalam kandungan, lahir immatur, prematur atau lahir dengan gejala sifilis.Pada umumnya sifilis hanya infeksius pada masa 2 tahun pertama (sifilis dini), akan tetapi perkecualian pada ibu hamil masih dapat menularkan sifilis pada janinnya walaupun ia menderita sifilis kasip.

b.Gejala klinis
  Manifestasi klinis sifilis kongenital ada 3 kemungkinan :
- Sifilis kongenital dini bila timbul gejala sejak lahir atau pada saat-saat sebelum usia
  bayi mencapai 2 bulan.
- Sifilis kongenita lanjut (gejala timbul setelah 2 tahun)
- Stigmata sifilis.

c.Sifilis Kongenital Dini
               Gejala klinisnya sebagian besar seperti sifilis stadium II (sifilis sekunder) pada penderita dewasa ditambah dengan :
a. Bula yang disebut impetigo sifilitika.
b. Fisura pada sudut mulut, kalau sembuh meninggalkan bekas berupa jaringan parut
  yang khas.
c. Pseudoparalysis dari parrot.
d. Rhinitis.
e. Hepato-spleno megali

dSifilis Kongenital Lanjutan
Gejala kliniknya seperti sifilis stadium III (sifilis tersier) pada penderita dewasa dengan gejala-gejala :
a. perforasi palatum.
b. destruksi septum nasi (saddle nose)
c. sabre tibia.
d. gejala-gejala “neurosyphilis”
e. Trias Hutchinsin :
- keratitis interstitialis.
- gigi Hucthinson.
- Ketulian (N. VIII).
f. Clutton’s joint :
hydrartrosis dari kedua lutut, tidak nyeri, tanpa kelainan X - ray.


5.BAYI LAHIR DARI IBU DENGAN SITOMEGALOVIRUS
Infeksi Sitomegalovirus adalah suatu penyakit virus yang bisa menyebabkan kerusakan otak dan kematian pada bayi baru lahir.

Penyebab
:
             Sitomegalovirus kongenitalis terjadi jika virus dari ibu yang terinfeksi menular kepada janin yang dikandungnya melalui plasenta (ari-ari). Infeksi pada ibu mungkin tidak menimbulkan gejala sehingga ibu tidak menyadari bahwa dia sedang menderita infeksi sitomegalovirus.

             Sesudah lahir, bayi bisa tertular oleh infeksi sitomegalovirus melalui ASI atau transfusi darah. Bayi cukup umur yang ibunya terinfeksi sitomegalovirus, tidak menimbulkan gejala dan bayi yang diberi ASI terlindung oleh antibodi yang terkandung di dalam ASI. Bayi prematur yang tidak mendapatkan ASI dan menjalani transfusi darah yang terkontaminasi, akan menderita infeksi yang berat karena mereka tidak memiliki antibodi.

Gejala
:
Kebanyakan bayi yang menderita sitomegalovirus kongentitalis tidak menunjukkan gejala. Hanya 10% yang menunjukkan gejala-gejala berikut:
- berat badan lahir rendah
- mikrosefalus (kepala kecil)
- kejang
- ruam kulit (peteki/bintik-bintik kecil berwarna keunguan)
- jaundice (sakit kuning)
- ubun-ubun menonjol
- pembesaran hati dan limpa (hepatosplenomegali)
- peradangan retina
- kalsifikasi intrakranial (pengendapan mineral di dalam otak).
30% dari bayi tersebut meninggal.

Bayi yang terinfeksi setelah lahir bisa menderita pneumonia, pembesaran dan peradangan hati serta pembesaran limpa.

Pemeriksaan yang biasa dilakukan:
- Analisa air kemih untuk mencari badan inklusi virus
- Titer antibodi terhadap sitomegalovirus pada ibu dan bayi
- Rontgen kepala (menunjukkan adanya kalsifikasi intrakranial)
- Kadar bilirubin (untuk menilai beratnya jaundice dan kerusakan hati)
- Funduskopi (bisa menunjukkan adanya korioretinitis)
- Hitung darah lengkap (bisa menunjukkan adanya anemia)
- Rontgen dada (untuk menunjukkan pneumonia).

Pengobatan
:
            Tidak ada pengobatan khusus untuk infeksi sitomegalovirus pada bayi. Anti-virus gancyclovir tidak diberikan karena memiliki efek samping yang berbahaya bagi bayi. Pengobatan ditujukan kepada terapi fisik dan pemilihan sekolah khusus untuk anak-anak yang menderita keterbelakangan psikomotorik.

imunisasi



Makalah
imunisasi

Oleh
Tiara haven
1021979/ II.A
DIII Kebidanan

STiKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
2010/2011




KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Mata Kuliah promkes ini dalam rangka pemberian penyuluhan kepada masyarakat yang mempnyai bayi akan pentingnya imunisasi bagi bayi. Ucapan terima kasih kami tujukan kepada dosen mata kuliah promkes yang telah memberi dorongan dan motivasi sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya,
oleh karena itu saran dan kritik yang membangun akan selalu penyusun terima. Semoga tugas makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan juga pembaca, sehingga dengan demikian dapat bermanfaat untuk mempermudah dalam proses belajar mengajar pada Mata Kuliah promkes serta dalam rangka menambah pengetahuan

                                                                                                                        Wasalam

                                                                                                                           juli 2011


                                                                                                                             Penulis


DAFTAR ISI

Kata Pengantar..............................................................................................................i
Daftar isi…………………………………………………………………………………………………………………..ii
BAB I : Pendahuluan…………………………………………………………………………………………………1
BAB II: Isi…………………………………………………………………………………………………………………2
BAB III: Penutup………………………………………………………………………………………………………4
DAFTAR PUSTAKA












BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Pada saat sekarang ini masih banyak nya angka kematian anak disebabkan oleh beberapa penyakit. Dalam situasi ekonomi dan kesehatan negara saat ini pencegahan primer merupakan cara yang terbaik sebagai prioritas dalam memperbaiki kesehatan anak. Salah satu cara yang terbaik adalah.imunisasi, Imunisasi merupakan alternatif yang paling efektif dan efisien dilihat dari sudut ekonomi untuk dilaksanakan secara nasional dalam rangka mencegah berbagai penyakit infeksi di masyarakat.
Upaya pencegahan penyakit melalui imunisasi telah diakui keberhasilannya. Walaupun demikian, apabila cakupan imunisasi tidak dipertahankan tetap tinggi maka wabah penyakit akan menjadi ancaman. Mengingat pemberian antibiotika yang tidak menyelesaikan semua masalah penyakit infeksi, maka lebih bijak apabila kita dapat mencegah terjangkitnya penyakit.
olehkarena itu masyarakat dianjurkan untuk dapat mengimunisasikan anak nya sedini mungkin agar dapat mengurangi angka kematian bayi,dan mencoba member penjelasan kepada masyarakat akan pentingnya imunisasi bagi bayi.

1.2    Tujuan

Untuk meyakinkan ibu akan pentingnya imunisasi bagi bayi agar dapat mengurangi angka kematian bayi,dan penyakit tertentu.dan ibu dapat mengimunisasikan bayinya sedini mungkin dan menghilang mitos buruk tentang imunisasi yaitu mereka beranggapan bahwa imunisasi tersebut menyebabkan anaknya demam.






BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Vaksinasi atau imunisasi adalah usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh agar terbentuk zat antibody untuk mencegah terhadap penyakit tertentu.
Vaksin adalah bahan yang dipakai untuk merangsang pembentukkan zat antibody yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan ataupun peroral.terbentuknya kekebalan tubuh juga dapat dipengaruhi oleh beberapa factor,diantaranya yaitu,kadar antibody yang tinggi pada saat dilakukan imunisasi,potensi antigen yang di suntikkan,dan waktu antara pemberian imunisasi.Diindonesia terdapat jenis imunisasi yang diwajibkan pemerintah,sebagaimana yang telah ditentukan oleh WHO,yaitu BCG,DPT,campak,polio,hepatitis B.
Upaya pencegahan penyakit melalui imunisasi telah diakui keberhasilannya. Walaupun demikian, apabila cakupan imunisasi tidak dipertahankan tetap tinggi maka wabah penyakit akan menjadi ancaman. Mengingat pemberian antibiotika yang tidak menyelesaikan semua masalah penyakit infeksi, maka lebih bijak apabila kita dapat mencegah terjangkitnya penyakit.

2.2 manfaat imunisasi

Manfaat imunisasi dapat dirasakan dalam tiga kategori yaitu secara individu, sosial, dan dalam menunjang sistem kesehatan nasional. Singkatnya, apabila seorang anak telah mendapatkan imunisasi maka akan bisa terhindar dari penyakit infeksi yang ganas. Makin banyak anak yang mendapat imunisasi, maka akan terjadi penurunan pada angka kesakitan dan kematian. Kekebalan individu ini akan mengakibatkan pemutusan rantai penularan penyakit dari anak ke anak lain atau kepada orang dewasa yang hidup bersamanya. Inilah yang disebut keuntungan sosial, karena dalam hal ini anak yang tidak diimunisasi akan juga terlindung (kekebalan komunitas).
Menurunnya angka kesakitan akan menurunkan pula biaya pengobatan dan perawatan di rumah sakit, mencegah kematian dan kecacatan yang dapat terjadi yang akan menjadi beban seumur hidup. Dengan mencegah seorang anak dari penyakit infeksi, berarti akan meningkatkan kualitas hidup anak dan meningkatkan daya produktivitasnya kelak.


2.3 macam-macam imunisasi
Berikut ini adalah 5 jenis imunisasi dasar yang harus wajib diberikan, yaitu:
1. Imunisasi BCG
Imunisasi ini digunakan untuk mencegah penyakit TBC yang berat.imunisasi ini merupakan vaksin yang mengandung kumanTBC yang telah dilemahkan.
Imunisasi BCG akan memberikan ketahanan terhadap penyakit TB (Tuberkulosis) berkaitan dengan keberadaan virus tubercel bacili yang hidup di dalam darah. Itulah mengapa, agar memiliki kekebalan aktif, dimasukkanlah jenis basil tak berbahaya ke dalam tubuh, alias vaksinasi BCG (Bacillus Calmette Guerin).
Frekuensi pemberiannya satu kali pada umur 0-11 bulan,namun pada umumnya diberikan pada bayi umur 2 atau 3 bulan.cara pemberiannya melalui intra dermal dengan dosis 0,05cc.Efek sampingnya dapat terjadi luka pada daerah suntikan dan dapat terjadi limfadenitis regional dan reaksi panas
2. Imunisasi Campak
Pemberian imunisasi campak adalah cara pencegahan penyakit campak yang paling efektif. Meskipun campak hanya menulari satu kali seumur hidup. Namun penyakit ini sangat berbahaya, karena dapat menimbulkan kematian. Penyakit campak yang bisa menyebabkan kematian yaitu apabila telah terjadi komplikasi, misalnya radang paru-paru dan radang otak. Bagi anak yang daya tahan tubuhnya sangat baik, bisa tidak pernah tertular penyakit campak.Vaksin ini mengandung virus yang lemahkan ,frekuensi pemberiannya satu kali.waktu pemberian pada umur 9-11 bulan,cara pemberiannya melalui subkutan dengan dosis 0,5 cc.Efek samping berupa ruam pada tempat suntikan dan panas
3. Imunisasi Hepatitis B
Imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit hepatitis.Vaksin ini mengandung HbsAG dalam bentuk cair
Frekuensi pemberianImunisasi Hepatitis B diberikan tiga kali. Yang pertama dalam waktu 12 jam setelah lahir. Imunisasi ini dilanjutkan saat bayi berumur 1 bulan, kemudian diberikan lagi saat 3-6 bulan.cara pemberiannya intra muscular dengan dosis 0,5cc
4. Imunisasi Polio
Imunisasi ini digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit poliomyelitis yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada anak.vaksi ini mengandung virus yang dilemahkan.
Imunisasi yang satu ini belakangan sering didengung-dengungkan pemerintah karena telah memakan korban cukup banyak. Target pemerintah membebaskan anak-anak Indonesia dari penyakit polio. Polio-0 diberikan saat kunjungan pertama setelah lahir. Selanjutnya vaksin ini diberikan 3 kali, saat bayi berumur 2, 4, dan 6 bulan. Pemberian vaksin ini dulang pada usia 18 bulan dan 5 tahun.cara pemberiannya melalui oral.
5. Imunisasi DTP (Difteri,pertusis,dan tetanus)
Imunisasi ini menggunakan vaksin kuman difteri yang dihilangkan sifat berbahayanya,akan tetapi masih dapat merangsang pembentukkan zat toksoid,frkuensi pemberiannya 3 kali.pemberian pertama tahap pengenalan terhadap vaksin untuk mengaktifkan organ tubuh membuat zat aktif.Pemberian kedua dan ketiga dimaksudkan untuk terbentuknya zat aktif yang cukup,cara pemberiannya intramuscular sebanyak 0,5cc.Efek samping ringan berupa pembengkakn dan nyeri pada tempat penyuntikan serta demam.efek beratnya yang muncul adalah menangis hebat kurang lebih 4 jam,penurunan kesadaran,kejang,ensephalopati,dan syok.
Imunisasi DTP diberikan untuk mencegah tiga macam penyakit sekaligus, yaitu Difteri, Tetanus, dan Pertusis. Vaksin ini diberikan pertama kali saat bayi berumur lebih dari enam minggu. Lalu saat bayi berumur 4 dan 6 bulan. Ulangan DTP diberikan umur 18 bulan dan 5 tahun. Pada anak umur 12 tahun, imunisasi ini diberikan lagi dalam program BIAS SD kelas VI.
Macam-macam Imunisasi tambahan
1.      Imunisasi MMR(Meales,Mumps,dan Rubella)
Imunisasi ini digunakan untuk mencegah penyakit campak (meales),gondong parotis epidemika (mump),dan campak jerman (rubella).Antigen yang di pakai adalah virus campak strain Edmonson yang dilemahkan,sedangkan virus rubella strain RA27/3 dan virus gondong tidak dianjurka pada bayi dibawah umur satu tahun Karena dikhawatirkan terjadi interverensi dengan antibody maternal yang masih ada.khusus pada daerah endemic sebaiknya diberikan imunisasi campak yang monovalen dahulu pada usia 4-6 bulan atau 9-11 bulan dan boster dapat dilakukan MMR pada usiA 15-18 bulan
2.Imunisasi tiphus abdominalis
Imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit tiphus.diindonesia terdapat 3 jenis vaksin tiphus abdominalis,diantaranya:
a.       Kuman yang dimatikkan,diberikan untuk bayi 6-12 bulan dengan dosis 0,1 cc,pada umur 1-2 tahun dengan dosis 0,2cc,2-12 tahun diberikan sebanyak 2 kali dengan interval 4 minggu.
b.      Kuman yang dilemahkan(vivotif,berna)dapat diberikan dalam bentuk kapsul enteric coated
c.       Antigen kapsular vi Polysaccaharide (TyphimVi,Pasteur Meriux)diberikan pada usia 2 tahun dan dapat diulang tiap 2 tahun.
3.      Imunisasi cacar air(varisella)
Imunisasi ini digunakan untuk mencegah penyakit cacar air.vaksin ini mengandung virus hidup varicella zoster strain OKA yang dilemahkan,pemberiannya tunggal pada usia 12 tahun didaerah tropis dan bila usia 13 tahun.imunisasi ini dapat diberikan dengan 2 kali suntikan interval 4-8 minggu.
4.      Imunisasi hepatitis A
Imunisasi ini diguunakan untuk mencehgah terjadinya hepatitis A.pemberian imunisasi ini diberikan usia 2 tahun untuk pembeian awal menggunakan vaksin havrix(isinya virus hepatitis A strain M75 yang dilemahkan) dengan 2 suntikan interval 4 minggu dan boster 6 bulan kemudian
5.      Imunisasi HiB (Haemophilus Influenza Tipe B)
Imunisasi ini digunakan un tuk mencegah terjadinya penyakit influenza tipe B.vaksin berbentuk polisakarida murni (PRP:purified capsular polysaccharide).kuman H.infleunza tipe B antigen dalam vaksin tersebut dapat di konjugasi dengan prtein lain seperti toxsoid tetanus (PRP-T),toxoid difteri (PRP_D atau PRPCR50) atau dengan kuman monongococus (PRP-OMPC).pemberian awal PRP-T dilakukan sebanyaqk 3 kali suntikan dengan interval 2 bulan.suntikan PRP-OMPC dilakukan 2 kali suntikan denagn interval 2 bulan,kemudian bosternya diberikan 18 bulan.
          Upaya pencegahan penyakit tertentu pada bayi dengan imunisasi merupakan cara yang paling baik dan efektif dan tidak memakan biaya dan tidak berdampak buruk bagi bayi.












BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
            Jadi imunisasi ini sangat penting bagi bayi dan agar ibu dapat mengimunisasikan bayinya sedini mungkin sebelum terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan yang dapat berujung dengan kematian.oleh karena itu kita sebagai Tenaga kesehatan berupaya untuk mempromosikan pentingnya imunisasi bagi bayi kepada ibu-ibu yang mempunyai bayi agar nantinya tidak mengakibatkan dampak negative bagi bayi ibu tersebut.










DAFTAR PUSTAKA

Iqbal Mubarak Wahid,2011,promosi kesehatan untuk kebidanan,Salemba Medika:Jakarta
Lia Dewi Vivian Nani,2011,Asuhan Neonatus Bayi dan Balita,Salemba Medika:jakarta

Jumat, 11 Mei 2012


Gangguan sistem tubuh yang berhubungan dengan kebidanan

1.      INFEKSI GINJAL (PYELONEPHRITIS)

a.       Definisi
Infeksi ginjal (pyelonephritis) adalah jenis infeksi saluran urin spesifik yang umumnya dimulai dari uretra atau kandung kemih dan menjalar ke ginjal. Jika tidak diobati secara benar, infeksi ginjal dapat merusak ginjal secara permanen atau menyebar ke aliran darah dan menyebabkan infeksi yang mengancam jiwa. Pengobatan infeksi ginjal biasanya terdiri dari antibiotik dan seringkali membutuhkan rawat inap.

b.      Gejala

Tanda dan gejala infeksi ginjal antara lain:
•    Demam
•    Nyeri punggung, pinggul atau pangkal paha
•    Nyeri pada perut
•    Sering buang air kecil
•    Sensasi terbakar atau nyeri ketika buang air kecil
•    Nanah atau darah pada urin (hematuria)

c.       Penyebab & Faktor Risiko

-Penyebab
Umumnya bakteri yang menginfeksi ginjal berasal dari luar tubuh yang masuk melalui saluran kemih bagian bawah (uretra), merambat ke kandung kemih, lalu ke ureter (saluran kemih bagian atas yang menghubungkan kandung kemih dan ginjal) dan tibalah ke ginjal, yang kemudian menyebar dan dapat membentuk koloni infeksi dalam waktu 24-48 jam. Infeksi bakteri pada ginjal juga dapat disebarkan melalui alat-alat seperti kateter dan bedah urologis.
Sebagian besar infeksi ginjal maupun saluran kemih disebabkan oleh bakteri Escherichia coli. Selain itu, bakteri Pseudomonas aerugenosa, Staphylococcus aureus dan Streptococcus faecalis juga dapat menyebabkan infeksi. Bakteri-bakteri tersebut hidup dalam usus besar dan dalam keadaan normal dapat ditemukan di feses. Sehingga diduga sumber infeksi umumnya berasal dari anus, sebab tempat kedua lubang pelepasan tersebut berdekatan.

Faktor risiko
Faktor risiko yang dapat meningkatkan infeksi ginjal antara lain:
•    Wanita memiliki risiko besar mengalami infeksi ginjal dari pada laki-laki. Ini dikarenakan wanita memiliki uretra lebih pendek daripada laki-laki sehingga bakteri mudah mencapai ginjal.
•    Penyumbatan pada saluran urin.
•    Sistem imun yang lemah.
•    Kerusakan syaraf disekitar kandung kemih.
•    Penggunaan kateter dalam jangka waktu lama.
•    Kondisi yang menyebabkan urin mengalir ke arah yang salah (mengalir dari kandung kemih kembali ke ureter dan ginjal).
d.      Pencegahan
Cara terbaik mencegah infeksi ginjal antara lain:
•    Minum cukup cairan, khususnya air
•    Buang air kecil secara teratur
•    Kosongkan kandung kemih setelah melakukan hubungan
•    Bagi wanita seka bagian kewanitaan dari depan ke belakang secara hati-hati setelah buang air kecil ataupun buang air besar untuk mencegah bakteri dari dubur menyebar ke uretra
•    Cuci dengan benar bagian vagina dan dubur setiap hari
•    Hindari menggunakan produk kewanitaan pada area kelamin karena dapat membuat uretra iritasi.
e.        Pengobatan
Setelah didiagnosis terkena infeksi ginjal, segera diberikan melia propolis. Karena selain efektif untuk melawan bakteri Escherichia coli, yang menyebabkan infeksi pada ginjal, melia propolis juga berfungsi sebagai antibiotik alami. Terapi antibiotik dengan menggunakan melia propolis, diyakini akan lebih aman, bahkan untuk ibu hamil sekalipun, karena melia propolis merupakan antibiotik alami. Setelah pengobatan intensif 4-6 minggu dengan pemberian antibiotik alami ini, dapat dilakukan pemeriksaan air kemih ulang untuk memastikan bahwa infeksi telah berhasil diatasi. Dan setelah itu, dosis Melia Propolis dapat dikurangi, hingga tingkat perawatan/menjaga kesehatan guna mencegah kambuhnya penyakit ini. Dalam hal sudah terjadi penyumbatan, kelainan struktural atau batu, mungkin perlu dilakukan pembedahan, atau tingkatkan dosis konsumsi propolisnya untuk menghancurkan batu ginjal.

2.      GAGAL GINJAL
Gagal Ginjal adalah suatu penyakit dimana fungsi organ ginjal mengalami penurunan hingga akhirnya tidak lagi mampu bekerja sama sekali dalam hal penyaringan pembuangan elektrolit tubuh, menjaga keseimbangan cairan dan zat kimia tubuh seperti sodium dan kalium didalam darah atau produksi urine.

A. Penyebab Gagal Ginjal

           Terjadinya gagal ginjal disebabkan oleh beberapa penyakit serius yang didedrita oleh tubuh yang mana secara perlahan-lahan berdampak pada kerusakan organ ginjal. Adapun beberapa penyakit yang sering kali berdampak kerusakan ginjal diantaranya :
  • Penyakit tekanan darah tinggi (Hypertension)
  • Penyakit Diabetes Mellitus (Diabetes Mellitus)
  • Adanya sumbatan pada saluran kemih (batu, tumor, penyempitan/striktur)
  • Kelainan autoimun, misalnya lupus eritematosus sistemik
  • Menderita penyakit kanker (cancer)
  • Kelainan ginjal, dimana terjadi perkembangan banyak kista pada organ ginjal itu sendiri (polycystic kidney disease)
  • Rusaknya sel penyaring pada ginjal baik akibat peradangan oleh infeksi atau dampak dari penyakit darah tinggi. Istilah kedokterannya disebut sebagai glomerulonephritis.

      Adapun penyakit lainnya yang juga dapat menyebabkan kegagalan fungsi ginjal apabila tidak cepat ditangani antara lain adalah  Kehilangan carian banyak yang mendadak ( muntaber, perdarahan, luka bakar), serta penyakit lainnya seperti penyakit Paru (TBC), Sifilis, Malaria, Hepatitis, Preeklampsia, Obat-obatan dan Amiloidosis. Penyakit gagal ginjal berkembang secara perlahan kearah yang semakin buruk dimana ginjal sama sekali tidak lagi mampu bekerja sebagaimana funngsinya.

B. Tanda dan Gejala Penyakit Gagal Ginjal

Adapun tanda dan gejala terjadinya gagal ginjal yang dialami penderita secara akut antara lain :
·         Bengkak mata dan kaki,
·         nyeri pinggang hebat (kolik),
·         kencing sakit, sedikit, merah /bersdarah, sering kencing.
·         Kelainan Urin: Protein, Darah / Eritrosit, Sel Darah Putih / Lekosit, Bakteri.

Sedangkan tanda dan gejala yang mungkin timbul oleh adanya gagal ginjal kronik antara lain : Lemas, tidak ada tenaga, nafsu makan, mual, muntah, bengkak, kencing berkurang, gatal, sesak napas, pucat/anemi. Kelainan urin: Protein, Eritrosit, Lekosit. Kelainan hasil pemeriksaan Lab. lain: Creatinine darah naik, Hb turun, Urin: protein selalu positif.

C. Penentuan Diagnosa Gagal Ginjal

Seorang Dokter setelah menanyakan riwayat kesehatan penderita dan tanda serta gejala yang timbul, untuk menentukan adanya/terjadinya kegagalan fungsi ginjal maka Beliau akan melakukan pemeriksaan fisik yang difokuskan pada kemungkinan pembesaran organ ginjal atau pembengkakan sekitar ginjal. Apabila dicurigai terjadinya kerusakan fungsi ginjal, maka penderita akan dikonsultasikan kepada seorang ahli ginjal (Nephrologist).

Selanjutnya dilakukan pemeriksaan laboratorium baik darah ataupun urine guna melihat kadar elektrolit sodium dan potassium/kalium. Pada kasus-kasus tertentu tim medis mungkin melakukan pemasangan selang kateter kedalam kantong urine (bladder) untuk mengeluarkan urine. Bila diperlukan, Tim medis akan menyarankan pemeriksaan pengambilan gambar struktur ginjal dengan metode Ultrasound, Computed tomography (CT) scans atau dengan cara Magnetic Resonance Imaging (MRI) scans. Bahkan ada kemungkinan dilakukannya tindakan biopsy, yaitu pengambilan contoh (sample) jaringan ginjal.

D. Pengobatan dan Penanganan Gagal Ginjal

       Penanganan serta pengobatan gagal ginjal tergantung dari penyebab terjadinya kegagalan fungsi ginjal itu sendiri. Pada intinya, Tujuan pengobatan adalah untuk mengendalikan gejala, meminimalkan komplikasi dan memperlambat perkembangan penyakit. Sebagai contoh, Pasien mungkin perlu melakukan diet penurunan intake sodium, kalium, protein dan cairan. Bila diketahui penyebabnya adalah dampak penyakit lain, maka dokter akan memberikan obat-obatan atau therapy misalnya pemberian obat untuk pengobatan hipertensi, anemia atau mungkin kolesterol yang tinggi.

Seseorang yang mengalami kegagalan fungsi ginjal sangat perlu dimonitor pemasukan (intake) dan pengeluaran (output) cairan, sehingga tindakan dan pengobatan yang diberikan dapat dilakukan secara baik. Dalam beberapa kasus serius, Pasien akan disarankan atau diberikan tindakan pencucian darah {Haemodialisa (dialysis)}. Kemungkinan lainnya adalah dengan tindakan pencangkokan ginjal atau transplantasi ginjal.

E. Tindakan Pencegahan Terserang Penyakit Ginjal

Kita yang dalam kondisi "merasa sehat" setidaknya diharapkan dapat melakukan pemeriksaan kedokter/kontrol/laboratorium. Sedangkan bagi mereka yang dinyatakan mengalami gangguan Ginjal, baik ringan atau sedang diharapkan berhati-hati dalam mengkonsumsi oabat-obatan seperti obat rematik, antibiotika tertentu dan apabila terinfeksi segera diobati, Hindari kekurangan cairan (muntaber), Kontrol secara periodik.




3.      PENYAKIT SISTEM SARAF

a.       Amnesia

     Amnesia adalah kondisi terganggunya daya ingat. Penyebab amnesia dapat berupa organik atau fungsional. Penyebab organik dapat berupa kerusakan otak, akibat trauma atau penyakit, atau penggunaan obat-obatan (biasanya yang bersifat sedatif). Penyebab fungsional adalah faktor psikologis, seperti halnya mekanisme pertahanan ego. Amnesia dapat pula terjadi secara spontan, seperti terjadi pada transient global amnesia. Jenis amnesia global ini umum terjadi mulai usia pertengahan sampai usia tua, terutama pada pria, dan biasanya berlangsung kurang dari 24 jam.

      Dampak lain dari amnesia adalah ketidakmampuan membayangkan masa depan. Penelitian terakhir yang dipublikasikan dalam jaringan di Proceedings of the National Academy of Sciences menunjukkan bahwa amnesia dengan kerusakan pada hipokampus tidak dapat membayangkan masa depan. Hal ini terjadi karena bila seorang yang normal membayangkan masa depan, mereka menggunakan pengalaman masa lalu untuk mengkonstruksi skenario yang mungkin dihadapi. Sebagai contoh, seseorang yang mencoba membayangkan apa yang akan terjadi dalam pesta yang hendak didatanginya akan menggunakan pengalaman pesta sebelumnya untuk membantu mengkonstruksi kejadian di masa depan.

-Gejala
   Ada dua gambaran utama amnesia, yaitu:

   1.Gangguan mempelajari informasi baru.
   2.Gangguan mengingat peristiwa-peristiwa masa lalu dan informasi sejenis   sebelumnya.

-Bentuk amnesia

    Anterograde amnesia: kejadian baru dalam ingatan jangka pendek tidak ditransfer ke ingatan jangka panjang yang permanen. Penderitanya tidak akan bisa mengingat apapun yang terjadi setelah munculnya amnesia ini walaupun baru berlalu sesaat.

    Retrograde amnesia: ketidakmampuan memunculkan kembali ingatan masa lalu yang lebih dari peristiwa lupa biasa.

    Kedua kategori amnesia tersebut dapat muncul bersamaan pada pasien yang sama. Contohnya seperti pada pengendara sepeda motor yang tidak mengingat akan pergi kemana dia sebelum tabrakan (retrograde amnesia), juga melupakan tentang kejadian di rumah sakit dua hari setelahnya (anterograde amnesia).

Beberapa penyakit saraf lain dapat dirangkum sebagai berikut :

Kebanyakan kasus meningitis disebabkan oleh mikroorganisme, seperti virus, bakteri, jamur, atau parasit yang menyebar dalam darah ke cairan otak. Daerah "sabuk meningitis" di Afrika terbentang dari Senegal di barat ke Ethiopia di timur. Daerah ini ditinggali kurang lebih 300 juta manusia. Pada 1996 terjadi wabah meningitis di mana 250.000 orang menderita penyakit ini dengan 25.000 korban jiwa.

Penyebab Penyakit Meningitis
Meningitis yang disebabkan oleh virus umumnya tidak berbahaya, akan pulih tanpa pengobatan dan perawatan yang spesifik. Namun Meningitis disebabkan oleh bakteri bisa mengakibatkan kondisi serius, misalnya kerusakan otak, hilangnya pendengaran, kurangnya kemampuan belajar, bahkan bisa menyebabkan kematian. Sedangkan Meningitis disebabkan oleh jamur sangat jarang, jenis ini umumnya diderita orang yang mengalami kerusakan immun (daya tahan tubuh) seperti pada penderita AIDS.

Bakteri yang dapat mengakibatkan serangan meningitis diantaranya :
1. Streptococcus pneumoniae (pneumococcus).
Bakteri ini yang paling umum menyebabkan meningitis pada bayi ataupun anak-anak. Jenis bakteri ini juga yang bisa menyebabkan infeksi pneumonia, telinga dan rongga hidung (sinus).

2. Neisseria meningitidis (meningococcus).
Bakteri ini merupakan penyebab kedua terbanyak setelah Streptococcus pneumoniae, Meningitis terjadi akibat adanya infeksi pada saluran nafas bagian atas yang kemudian bakterinya masuk kedalam peredaran darah.

3. Haemophilus influenzae (haemophilus).
Haemophilus influenzae type b (Hib) adalah jenis bakteri yang juga dapat menyebabkan meningitis. Jenis virus ini sebagai penyebabnya infeksi pernafasan bagian atas, telinga bagian dalam dan sinusitis. Pemberian vaksin (Hib vaccine) telah membuktikan terjadinya angka penurunan pada kasus meningitis yang disebabkan bakteri jenis ini.

4. Listeria monocytogenes (listeria).
Ini merupakan salah satu jenis bakteri yang juga bisa menyebabkan meningitis. Bakteri ini dapat ditemukan dibanyak tempat, dalam debu dan dalam makanan yang terkontaminasi. Makanan ini biasanya yang berjenis keju, hot dog dan daging sandwich yang mana bakteri ini berasal dari hewan lokal (peliharaan).

5. Bakteri lainnya yang juga dapat menyebabkan meningitis adalah Staphylococcus aureus dan Mycobacterium tuberculosis.

Gejala Penyakit Meningitis yang paling umum adalah sakit kepala dan leher kaku berhubungan dengan demam, kebingungan atau kesadaran yang berubah, muntah, dan ketidakmampuan untuk mentoleransi cahaya (photophobia) atau suara keras (phonophobia). Kadang-kadang, terutama pada anak kecil, hanya gejala nonspesifik mungkin muncul, seperti mudah marah dan kantuk. Jika terjadi ruam-ruam pada tubuh, hal itu mungkin menunjukkan penyebab tertentu meningitis; misalnya, meningitis yang disebabkan oleh bakteri meningokokus (meningococal bacteria) dapat disertai oleh ruam yang khas.

Tanda pertama meningitis termasuk demam, kelelahan, leher pegal, sakit kepala, mual dan muntah, kebingungan, penglihatan kabur, dan kepekaan pada cahaya terang. Gejala ini muncul secara perlahan. Sakit kepala sering dialami pada bagian depan kepala dan tidak mampu diredakan oleh parasetamol.

Penyakit HIV atau obat juga dapat menyebabkan gejala yang serupa. Jadi, tes laboratorium dipakai untuk menentukan diagnosis meningitis.

Tes laboratorium ini memakai darah atau cairan sumsum tulang belakang. Cairan sumsum tulang belakang diambil dengan proses yang disebut pungsi lumbal (lumbar puncture atau spinal tap). Sebuah jarum ditusukkan pada pertengahan tulang belakang kita, pas di atas pinggul. Jarum menyedot contoh cairan sumsum tulang belakang. Tekanan cairan sumsum tulang belakang juga dapat diukur. Bila tekanan terlalu tinggi, sebagian cairan tersebut dapat disedot. Tes ini aman dan biasanya tidak terlalu menyakitkan. Namun setelah pungsi lumbal beberapa orang mengalami sakit kepala, yang dapat berlangsung beberapa hari.

Radang selaput otak atau meningitis hingga sekarang masih merupakan ancaman serius bagi bayi dan anak-anak. Terlebih mereka lebih berisiko terkena dibandingkan orang dewasa. Kalau tidak segera ditangani, dapat berakibat fatal, di mana kematian sering menimpa 17 persen penderita dalam jangka waktu 48 jam setelah terserang.

Jika berdasarkan pemeriksaan penderita didiagnosa sebagai meningitis, maka pemberian antibiotik secara Infus (intravenous) adalah langkah yang baik untuk menjamin kesembuhan serta mengurang atau menghindari resiko komplikasi. Antibiotik yang diberikan kepada penderita tergantung dari jenis bakteri yang ditemukan.

Adapun beberapa antibiotik yang sering diresepkan oleh dokter pada kasus meningitis yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae dan Neisseria meningitidis antara lain Cephalosporin (ceftriaxone atau cefotaxime). Sedangkan meningitis yang disebabkan oleh bakteri Listeria monocytogenes akan diberikan Ampicillin, Vancomycin dan Carbapenem (meropenem), Chloramphenicol atau Ceftriaxone.

Treatment atau therapy lainnya adalah yang mengarah kepada gejala yang timbul, misalnya sakit kepala dan demam (paracetamol), shock dan kejang (diazepam) dan lain sebagainya.

Pencegahan Tertularnya Penyakit Meningitis

Meningitis yang disebabkan oleh virus dapat ditularkan melalui batuk, bersin, ciuman, sharing makan 1 sendok, pemakaian sikat gigi bersama dan merokok bergantian dalam satu batangnya. Maka bagi anda yang mengetahui rekan atau disekeliling ada yang mengalami meningitis jenis ini haruslah berhati-hati. Mancuci tangan yang bersih sebelum makan dan setelah ketoilet umum, memegang hewan peliharaan. Menjaga stamina (daya tahan) tubuh dengan makan bergizi dan berolahraga yang teratur adalah sangat baik menghindari berbagai macam penyakit.

Pemberian Imunisasi vaksin (vaccine) Meningitis merupakan tindakan yang tepat terutama didaerah yang diketahui rentan terkena wabah meningitis, adapun vaccine yang telah dikenal sebagai pencegahan terhadap meningitis diantaranya adalah ;
- Haemophilus influenzae type b (Hib)
- Pneumococcal conjugate vaccine (PCV7)
- Pneumococcal polysaccharide vaccine (PPV)
- Meningococcal conjugate vaccine (MCV4)